5 Sep 2007

Tren Sosial

 

Senin, 03 September 2007 09:24 WIB
Di Simalungun, Main Bunuh Dan Bakar
Simalungun, WASPADA Online

Aksi pembunuhan sadis kembali terjadi di Simalungun. Setelah dibunuh dengan cara mengampak kepala korban, kemudian mayatnya dibungkus tikar plastik dan dibakar hingga hangus.
Aksi pembunuhan diduga karena masalah ketersinggungan, antara tersangka RSS, 29, penduduk Dolok Marawa, Kec. Silau Kahean, Kab. Simalungun dengan korban Budi Hartono, 29, alias Budiman yang beralamat di Kec. Tanjung Morawa, Deli Serdang. Korban dikabarkan sudah dua bulan bekerja sebagai buruh di kebun milik orang tua tersangka RSS, di Nagori Dolok Morawa, Silau Kahean.

Keterangan diperoleh, peristiwa pembunuhan sadis itu berlangsung di dapur rumah orang tua RSS yang juga majikan Budi Hartono, di Nagori (Desa) Dolok Marawa, Sabtu (l/9), berkisar pukul 14.00. Saat peristiwa itu terjadi, rumah majikan Budi Hartono yang juga merupakan tempat tinggal RSS sedang sepi, karena sang majikan bepergian ke Kisaran.

Budi Hartono diduga dibunuh dengan kampak tepat mengenai belakang kepala. Setelah korban terkapar dan berlumuran darah, kemudian tersangka membungkus korban dengan tikar plastik lalu membakarnya hingga tubuh korban hangus.

Disebutkan, warga baru mengetahui setelah curiga melihat adanya kepulan asap hitam dari rumah orang tua RSS. Warga tidak dapat berbuat banyak dan baru berani mendekati lokasi setelah tubuh korban hangus mengenaskan.

Setelah mendapat laporan dari masyarakat, pihak Polsek Silau Kahean turun ke TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan berhasil menciduk tersangka RSS. Kini RSS meringkuk di tahanan Polsek Silau Kahean. Selain itu, petugas juga mengamankan kampak, tikar dan kayu baker sebagai barang bukti. Sedangkan mayat Budi Hartono dibawa ke RSU dr. Djasamen P. Siantar, untuk visum.

Sementara itu, Ponijan, 60, orang tua korban yang datang dari Tanjung Morawa ke RSUD dr. Djasamen Saragih, kepada wartawan menyatakan tidak punya firasat apa-apa atas kematian anaknya. Dia datang ke RSU tersebut untuk menjemput jenazah anaknya agar bisa dikebumikan di kampung halamannya, di Tanjung Morawa. "Biarlah aparat penegak hukum yang memprosesnya,'' sebut Ponijan, lirih.
Text Link Ads

Tidak ada komentar:
Write komentar

Links